Evaluasi Capaian Mutu, Analisa Insiden Kesalamatan Pasien dan Paparan Hasil Survey Budaya Keselamatan Pasien
Jumat 18 November, tim Komite Mutu dan Keselamatan pasien (KMKP) RSU Siaga Medika Purbalingga yang dipimpin oleh dr Nur Fii Hidayatullah memaparkan capaian mutu di tri wulan III, tidak hanya itu, KMKP juga memaparkan hasil analisa situasi pengelolaan Insiden Keselamatan Pasien Rumah sakit (IKPRS). Pada tri wulan III tahun ini, RSU Siaga Medika Purbalingga mendapatkan perbaikan capaian signifikan pada indikator mutu area klinis dan manajerial. Hal ini tentu saja tidak terjadi secara alamiah namun sesuatu yang diusahakan secara kolektif.
Instalasi Rawat Inap menjadi unit yang paling banyak terjadi perbaikan capaian disusul dengan unit farmasi dan rawat jalan. Meski begitu terdapat 4 mutu yang capaiannya masih stagnan diantaranya adalah angka obat ED, kepatuhan pelabelan High Alert, pelaporan hasil nilai kritis laboratorium dan kepatuhan upaya asesmen pasien jatuh.
Tidak tercapainya 4 indikator ini dikarenakan tim KMKP memberi target 100% untuk tiap mutunya. Di sisi lain, 4 indikator ini punya banyak faktor ekstrinsik yang perlu dikendalikan satu per satu. Tentu saja unit harus bisa mengeliminasi faktor ini satu per satu. Metode PDSA harus benar-benar dilakukan berkesinambungan untuk menemukan solusi tepat supaya indikator mutu bisa mencapai target.
Selain pelaporan hasil mutu, KMKP juga melaporkan hasil analisa insiden selama kurun waktu Januari sd September 2022. Pengelolaan pelaporan dan tindak lanjut sudah sangat baik namun dengan adanya peningkatan frekuensi pelaporan, tim KMKP perlu banyak melatih SDM guna melakukan investigasi kasus. Dalam hal ini, dr Fii selaku tim KMKP RSU Siaga Medika Purbalingga merekomendasikan kepada Direktur dan Dewan Pengawas supaya diadakan pelatihan terintegrasi untuk para calon investigator. Menurutnya salah satu wujud Rumah Sakit menerapkan Budaya Keselamatan Pasien dapat dilihat dari frekuensi pelaporan insiden dan juga angka tindak lanjutnya.
Semakin banyak insiden yang diungkap, semakin banyak belajar dari kesalahan dan semakin baik dalam mengelola pasien. Oleh karenanya, beliau menghimbau kepada supervisi/DPJP/tim manajemen untuk menghindari kebiasaan non putititve respons yaitu respons berlebihan terhadap pelaku insiden keselamatan. Berdasar analisa survey budaya keselamatan pasien yang dilakukan KMKP, banyak staf yang berangggapan bahwa atasan lebih banyak membahas pelaku insiden dibandingkan membahas substansi insiden tersebut. "Ini adalah kebiasaan buruk yang harus dihilangkan, fokus kita adalah perbaikan bukan untuk mencari kesalahan persons by persons", ujar dr Fii. dr. Moch Ansori, MM selaku direktur juga mengiyakan paparan dari KMKP dan menurut beliau "Paparan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien ini diharapkan dapat menjadi titik balik perbaikan kualitas pelayanan di RSU Siaga Medika Purbalingga"